Potensi Kegunaan Teknologi Rekayasa Genetika Pangan

Potensi Kegunaan Teknologi Rekayasa Genetika Pangan

Peran tanaman rekayasa genetika (GM) untuk ketahanan pangan adalah subyek kontroversi publik. Tanaman yang telah direkayasa secara genetika dapat berkontribusi pada peningkatan produksi pangan dan ketersediaan pangan yang lebih tinggi. Mungkin juga teknologi rekayasa genetika memiliki dampak pada kualitas makanan dan komposisi nutrisi. Maka rekayasa genetika seringkali dipandang sebagai solusi dari krisis ketahanan pangan.

Menanam tanaman rekayasa genetika dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga  akses ekonomi mereka terhadap makanan seiring dengan meningkatnya food supply di pasar. Secara tidak langsung rekayasa genetika mungkin saja bisa menekan inflasi pangan di tahun-tahun berikutnya dan mengurangi ketidakpastian ekonomi akibat cuaca yang menyebabkan gagal panen.

Baca Juga : Rekayasa Genetik: Pengertian, Manfaat, dan Dampaknya

Bagaimana Rekayasa Genetika Berdampak Terhadap Ketahanan Pangan 

Dikutip dari studi Qaim M & Kouser S(2013), ada 3 kemungkinan jalur bagaimana teknologi rekayasa genetika berdampak pada ketahanan pangan. 

  • Tanaman rekayasa genetika dapat berkontribusi pada peningkatan produksi pangan dan dengan demikian meningkatkan ketersediaan pangan di tingkat global dan lokal. 
  • Tanaman rekayasa genetika dapat mempengaruhi keamanan pangan dan kualitas pangan. 
  • Tanaman rekayasa genetika dapat mempengaruhi situasi ekonomi dan sosial petani, sehingga meningkatkan atau memperburuk akses ekonomi mereka terhadap pangan.

Aspek terakhir ini sangat penting mengingat bahwa sekitar 50% dari semua orang yang kekurangan gizi di seluruh dunia adalah petani skala kecil di negara berkembang.


Teknologi Rekayasa Genetika dapat Mempengaruhi Jumlah Produksi Pangan dan Meningkatkan Ketahanan Pangan

Contoh penerapan teknologi rekayasa genetika

Pemikiran bahwa rekayasa genetika dapat berkontribusi pada peningkatan produksi pangan didukung review meta-analisis oleh Klümper W &  Qaim M (2014) terhadap 147 penelitian terdahulu dari survei pertanian atau uji coba lapangan di seluruh dunia terhadap dampak rekayasa genetika pada kedelai jagung, atau kapas yang menyatakan hasil bahwa secara rata-rata, adopsi teknologi rekayasa genetika telah mengurangi pemakaian pestisida kimia sebesar 37%, meningkatkan hasil panen tanaman sebesar 22%, dan meningkatkan keuntungan / profit petani sebesar 68%. 

Dikutip dari science.org, peneliti di Corteva Agriscience melakukan uji coba di lapangan pada perkebunan di seluruh wilayah penanaman jagung di Amerika Serikat antara tahun 2014 – 2017, mereka menemukan bahwa tanaman yang hybrid rekayasa genetik biasanya menghasilkan biji-bijian 3%-5% lebih banyak daripada tanaman kontrol. Beberapa menghasilkan 8%- 10% lebih banyak.

Sebagai bukti tambahan referensi analisis bukti bahwa rekayasa genetika efektif dalam meningkatkan tingkat hasil panen, sebuah grup peneliti dari Italia melakukan review pada lebih dari 6.000 studi peer-review yang terdiri dari 21 tahun data dan mereka menemukan bahwa jagung transgenetiik mengalami peningkatan hasil hingga 25% dan secara dramatis menurunkan kontaminan makanan berbahaya. 

Varietas jagung transgenetik mengalami peningkatkan hasil panen 5,6- 24,5% dibandingkan dengan  jagung yang non-transgenetik. Temuan lain yaitu tanaman jagung transgenetk memiliki persentase mikotoksin yang lebih rendah 28,8%, fumonisin 30,6% dan thricotecen 36,5%, yang semuanya dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan membahayakan kesehatan manusia dan hewan.

Kesimpulannya adalah rekayasa genetika tidak hanya meningkatkan kuantitas hasil panen tetapi kualitas panen, hal ini berarti rekayasa genetika tidak hanya meningkatkan hasil panen guna mengatasi resiko krisis pangan dan meningkatkan ketahanan pangan tetapi juga membantu menghadapi krisis nutrisi di sebagian besar negara berkembang.

GMOs: Pros and Cons, Backed by Evidence

Tanaman pangan tidak hanya dapat di biofortifikasi melalui rekayasa genetika, tetapi juga dapat dirancang agar mengandung senyawa bioreaktif yang telah meningkatkan manfaat kesehatan dan mengurangi risiko penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung.

Peningkatan crop yield atau hasil panen tersebut disebabkan oleh beberapa faktor…

  • Tanaman yang direkayasa memiliki daun yang sedikit lebih besar, yaitu 8% hingga 9% lebih baik dalam mengubah sinar matahari menjadi gula. 
  •  Tanaman juga 16% hingga 18% lebih efisien dalam menggunakan nitrogen, yaitu nutrisi utama tanah karakteristik  lain yang sulit dimanipulasi oleh pemulia tanaman karena genetika yang kompleks.

Beberapa manfaat rekayasa genetika pada bidang pertanian adalah peningkatan hasil panen, pengurangan biaya untuk produksi makanan atau obat-obatan, pengurangan kebutuhan akan pestisida, peningkatan komposisi nutrisi dan kualitas makanan, ketahanan terhadap hama dan penyakit, ketahanan pangan yang lebih besar, dan manfaat medis bagi populasi dunia yang terus bertambah. 

Rekayasa genetika membantu ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi pangan melalui mekanisme biologis dan juga ekonomis sebab rekayasa genetika dapat menurunkan biaya produksi dan dengan begitu tidak hanya efisiensi panen meningkat namun investasi untuk mendukung penanaman pangan akan meningkat.

Pengurangan pestisida juga turut mengurangi toxic waste pada tanah yang mengurangi tingkat kesuburan tanah dan menyebabkan siklus ketidaksuburan tanah pada musim tanam petani berikutnya. Pengurangan terhadap konsumsi pestisida juga berarti mengurangi biaya pemeliharaan lahan sebagai faktor produksi. 

Ketahanan pangan telah menghantui banyak negara berkembang, bayangkan saja berapa banyak nilai ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk melakukan impor komoditas pokok bahan pangan dikarenakan ketidaksuburan atau faktor geografis, jika rekayasa genetika bisa meningkatkan ketahanan pangan maka tidak terbayang seberapa banyak penghematan ekonomis dan bagaimana kualitas kecerdasan dan kesehatan generasi mendatang kelak.